Hal-hal yang Menarik dari Jakarta Film Fund, Salah Satu Program di Jakarta Film Week 2021
Jakarta Film Fund merupakan salah satu program dalam Jakarta Film Week, yang merupakan festival film internasional yang diselenggarakan oleh Disparekraf DKI Jakarta. Jakarta Film Fund sendiri adalah kompetisi pemilihan ide cerita. Kelima ide cerita terpilih mendapatkan dana dukungan produksi dan mentoring dari pembuat film professional, movielab penyutradaraan, penulisan naskah dan penyuntingan gambar.
Semua film yang telah selesai diproduksi ditayangkan perdana pada saat festival berlangsung, tepatnya pada Jumat 19 November 2021, di CGV Grand Indonesia, Jakarta. Selain tayang secara offline, kelima film Jakarta Film Fund juga bisa ditonton online melalui Video.com. Apa saja yang perlu diketahui dari kelima film yang terpilih ini? Berikut penjelasan selengkapnya
Hal-hal menarik tentang #JakartaFilmFund
Dari banyaknya film yang masuk ke Jakarta Film Fund, berikut 5 karya terpilih yang mendapatkan bantuan dana untuk produksi film senilai Rp. 30.000.000 per film.
Tapi ternyata tidak berhenti di situ. Karena dari kelima film tersebut, masih dipilih satu film lagi untuk memenangkan Jakarta Film Fund Award, yang diumumkan di malam penutupan Jakarta Film Week, Minggu 21 November 2021. Berikut pemenang dan special mention untuk Jakarta Film Fund Award:
Film dari production house ini, bercerita tentang Mulyani yang merupakan seorang pekerja rumah tangga yang menjalin hubungan dengan seorang tukang bangunan. Dalam kurun waktu enam jam, Reza akan kehilangan akses masuk komplek perumahan elit tempat mereka bekerja. Mereka harus mengendap-endap dari petugas keamanan, kaum elitis yang absurd, dan menghadapi konsekuensi dari pelanggaran kontrak pekerjaan Mulyani.
Film karya William Adiguna, menceritakan sebuah kesalahpahaman dan agenda rahasia yang memicu rangkaian peristiwa yang tidak dapat terkendali antara seorang pasangan paruh baya dan seorang pasangan remaja pada suatu malam di daerah Chinatown.
Fakta lainnya mengenai Jakarta Film Fund yakni kelima film terpilih yang mendapat bantuan pendanaan, melakukan proses shooting di Jakarta. Dengan kata lain, cerita-cerita yang terpilih merepresentasikan Jakarta di dalam cerita mereka. Bukan hanya sebagai latar lokasi, tetapi juga menjadi bagian cerita yang dekat dengan warga ibu kota.
Menurut Sutradara film Suatu Hari di Tempat Pemancingan, Rifqi Rifaldy atau yang akrab dipanggil Jaseng, alasan mengapa Jakarta dipilih sebagai lokasi shooting karena sebagai seorang perantau yang sudah lama hidup di Jakarta, Jaseng melihat kehidupan di Jakarta dari sudut pandang yang berbeda.
“Banyak sekali orang yang tinggal di Jakarta bagian pinggiran, yang sebenarnya banyak sekali cerita yang dapat ditemukan, banyak fenomena unik yang dapat di highlight. Menurut saya, Jakarta adalah kota unik yang beragam. Ada suku Jawa, Sunda, Betawi,” ungkap Rifqi.
Saat ini diseluruh wilayah Indonesia, termasuk Jakarta, sedang memasuki bulan penghujan. Tak jarang hujan yang turun menghambat berbagi kegiatan kita untuk tetap produktif.
Berkaitan dengan hujan, film Ringroad yang telah diproduksi oleh Sutradara Andrew Kose, memiliki info menarik dibalik proses pembuatannya. Film yang bercerita tentang dua remaja yang ingin sekali bebas dari pekerjaan eksploitatif yang mengikat mereka.
Inspirasi cerita film Ringroad datang dari pengalaman pribadi saat Kose masih kecil. Dulu, ada seorang Pembantu Rumah Tangga (PRT) yang baru saja beberapa hari kerja dirumahnya, dan PRT itu kabur bersama pacarnya. Hal tersebut membuat Kose terinspirasi untuk membuat film dengan cerita berlatar belakang kejadian tersebut.
Selama proses produksi yang dilakukan 24 September lalu hingga selesai, hujan tidak dapat diprediksi kapan datangnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut Kose melakukan inisiatif dengan bekerja sama dengan pawang hujan. Atas kerjasama tersebut, selama proses syuting berlangsung, hujan tidak turun dan shooting berjalan lancar.