Keseruan Program Talks dalam Jakarta Film Week 2021
Program Talks, sebagai salah satu program di Jakarta Film Week, diselenggarakan pada 19 November 2021 pukul 15.30-17.00 WIB, dengan tema “Trends in Film Investing and Audience Enthusiasm Post Pandemic”. Acara ini diisi oleh Diana Abbas dari CGV, Agung Sentausa dari BPI, Rahadian Agung dari Katanika, dan Sigit Prabowo dari Bicara Box Office, dengan moderator Dyna Herlina.
Sesuai dengan tema, perbincangan pastinya seputar pandemi dan pengaruhnya pada bisnis jaringan bioskop di Indonesia. Seperti yang diungkapkan oleh Diana Abbas, selaku perwakilan dari CGV. “Pandemi bukan saja berpengaruh pada perfilman, tapi juga mempengaruhi business supply chain kami. Karena supply movie yang sudah diproduksi namun ditunda waktu rilisnya. Lalu customer habit yang memiliki perubahan dengan semua pilihan yang ada di jari. Bioskop yang tadinya menjadi window pertama dari rilisnya film, sekarang ada yang dianggap kompetitor, ada platform OTT,” Ungkap Diana Abbas.
Dengan adanya pilihan menonton lewat platform online, membuat habit penonton juga bergeser. Apalagi karena tuntutan the new normal, orang lebih suka menonton lewat platform online, dan hal itu membuat sejumlah film juga memilih tidak tayang di bioskop. “Sekarang fillm-film tertentu lebih memilih streaming itu menyebabkan perilaku customer berubah,” kata Sigit Prabowo.
Pada saat pandemi ini, pergi ke bioskop dianggap sebagai sebuah tantangan, dahulu pertimbangan untuk ke bioskop adalah masalah uang dan waktu, tapi sekarang, customer memperhatikan faktor kesehatan. Customer juga lebih memilih untuk menyaksikan film melalui layar gawai masing-masing.
Penonton memiliki preferensi untuk memilih tontonan yang memiliki value yang lebih luas untuk ditonton film di rumah, sementara bagi produser tetap akan mempertimbangkan jadwal rilis filmnya yang akan rilis sepenuhnya teatrikal, atau dengan catatan tidak sepenuhnya kembali ke teatrikal dan memilih untuk paralel dengan streaming dengan menyesuaikan range budget masing-masing.
Dalam sejarah kelahiran teknologi baru seringkali dianggap sebagai ancaman. Namun di sini pula para stakeholders ditantang untuk dapat menyesuaikan diri, karena landscape media akan sangat berpengaruh terhadap investasi dan perilaku konsumen.
Sesi dua Talks dengan tema Creative Strategy Post Pandemic in Film Industry diadakan pada 21 November 2021, pukul 16:00-18:00 WIB. Dengan narasumber Lukman Sardi dan Ajeng Prameswari dengan moderator Dyna Herlina.
Lukman Sardi selaku perwakilan dari Vision Plus dan Ajeng Prameswari selaku perwakilan dari Visinema memiliki visi yang sama yaitu menyediakan wadah untuk seluruh talenta dunia perfilman serta ingin menciptakan generasi baru di industri ini.
“Diferensiasi produk itu perlu ada, tapi kita juga tidak ingin membatasi kreatifitas konten creator. Kami memilih untuk berdiskusi dengan para content creator ini untuk punya kebebasan dalam bercerita dan bertutur. kami ingin membebaskan content creator ini dengan fokus memberikan wadah menyalurkan idenya,” ungkap Ajeng Prameswari.
Dengan adanya kehadiran OTT yang memberikan perbedaan dan kelebihan ini juga menjadikan film-film ini bisa tersebar dengan lebih luas lagi. Indonesia membuktikan bahwa bioskop dan OTT mampu berjalan berdampingan.
“Bioskop itu tidak tergantikan, karena punya experience tersendiri. Tetapi, kehadiran OTT juga memberikan peran yang juga memiliki kekuatan yang sama dengan bioskop. Ini tentang orang-orang yang terlibat dengan dunia perfilman ini,” ungkap Lukman Sardi.