Jakarta Film Fund

Deskripsi Program

Kompetisi pembuatan film pendek yang memberi dukungan produksi, teknis, dan pelatihan untuk lima proposal terpilih. Masing-masing peserta mendapatkan dana produksi sebesar Rp 30,000,000 dan dukungan lainnya seperti mentor, lokakarya (penulisan, penyutradaraan, pengeditan), serta fasilitas editing film. Kelima film yang diproduksi akan ditayangkan di Jakarta Film Week dan yang terbaik akan memenangkan Jakarta Film Fund Award.



5 Pemenang Jakarta Film Fund

Sebelum Malam Hari, Kita Masih Bersama
Ayu (35) seorang pembantu rumah tangga yang bekerja di Jakarta memutuskan untuk menculik Clara (9) anak majikannya ke kampung halamannya. Siang itu, Ayu dan Clara sudah bersiap untuk pergi dari Jakarta dengan transportasi jemputan menggunakan mobil elf agar tidak mudah dilacak. Setelah menjemput penumpang terakhir di suatu perkampungan padat di Jakarta, mobil tersebut tiba-tiba mogok dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Ayu dan Clara harus menunggu mobil tersebut diperbaiki dengan rasa takut dan dilematis yang menemaninya selama menunggu.

Agenda Screening Jakarta Film Fund dan Q&A
CGV Grand Indonesia - Audi 4
19 November 2021, 20.00 WIB

XXI Metropole - Studio 4
20 November 2021, 17.05 WIB

Director
Yusuf Jacka
Yusuf Jacka Ardana adalah mahasiswa film kelahiran tahun 2000 yang tumbuh besar di Jakarta. Ia mulai menyukai film saat di bangku sekolah dasar setelah melihat proses syuting di dekat sekolahnya. Tahun 2016, film pendeknya ditayangkan di HAS Film Festival Malaysia 4.0 yang diadakan oleh komunitas film HAS Malaysia. Sekarang, ia belajar di Institut Seni Indonesia Denpasar dan terus belajar membuat film, berjejaring, dan berusaha untuk mempertemukan filmnya dengan penonton.
One Night In Chinatown
Sebuah kesalahpahaman dan agenda rahasia memicu rangkaian peristiwa yang tidak dapat terkendali antara seorang pasangan paruh baya dan seorang pasangan remaja pada suatu malam di daerah Chinatown.

Agenda Screening Jakarta Film Fund dan Q&A
CGV Grand Indonesia - Audi 4
19 November 2021, 20.00 WIB

XXI Metropole - Studio 4
20 November 2021, 17.05 WIB

Director
William Adiguna
William terlahir di Jakarta, Indonesia, pada tahun 1996. Saat ini, dia sedang bekerja sebagai Assistant Producer di studio film bernama Base Entertainment. Melalui pekerjaannya, dia telah & sedang terlibat dalam tim produksi di beberapa film panjang dan series, di antaranya Quarantine Tales (2020) dan Lara Ati (2021). Selain itu, dia juga seorang filmmaker yang telah menulis, memproduseri & menyutradarai beberapa film pendeknya sendiri, yaitu The Night Receptionist (2019), Out Loud (2020) and Please Be Quiet (2021)
...And That What Married is
Seorang sutradara (38) bertemu dengan seorang penari (36) untuk berkencan mengelilingi Jakarta mulai dari matahari terbenam hingga jam 12 malam. Perjalanan satu malam ini membuat sang sutradara jatuh cinta pada sang penari. Dia melihat sang penari sebagai sosok yang lengkap dan berbeda, penuh perhatian, tidak superior, penyayang, keibuan. Sosok perempuan yang selama ini dia cari dan tidak pernah ia temukan di istrinya.

Agenda Screening Jakarta Film Fund dan Q&A
CGV Grand Indonesia - Audi 4
19 November 2021, 20.00 WIB

XXI Metropole - Studio 4
20 November 2021, 17.05 WIB

Director
Aji Aditya
Aji Aditya adalah seorang sutradara film pendek sejak 2012. Menulis sendiri semua film pendek yang ia sutradarai. Dua karya terakhirnya, AGUS dan AGUS (2014) diputar di Ha Noi International Film Festival 2016, sedangkan RUN BOY RUN mendapatkan kesempatan WORLD PREMIERE di Balinale 2018. Saat ini berkarir sebagai creative director di sebuah Studio Animasi di Bandung.
Ringroad
Mulyani (16), seorang pekerja rumah tangga menjalin hubungan dengan
seorang tukang bangunan, Reza (18). Naif dan berapi-api seperti remaja
lainnya, mereka berjanji untuk meninggalkan tanggung jawab mereka
dan pergi jauh dengan motor Reza ke mana pun yang mereka inginkan.
Dalam kurun waktu enam jam, Reza akan kehilangan akses masuk
komplek perumahan elit di mana mereka bekerja. Mereka harus
mengendap-endap dari petugas keamanan, kaum elitis yang absurd, dan
menghadapi konsekuensi dari pelanggaran kontrak pekerjaan Mulyani.

Agenda Screening Jakarta Film Fund dan Q&A
CGV Grand Indonesia - Audi 4
19 November 2021, 20.00 WIB

XXI Metropole - Studio 4
20 November 2021, 17.05 WIB

Director
Andrew Kose
Andrew Kose adalah seorang penulis/sutradara yang telah membuat film pendek di Jakarta, Singapura, Bangkok dan Melbourne. Andrew adalah alumni Victorian College of the Arts, Melbourne dengan jurusan film. Film pendeknya, Sunny Side of the Street (2019) mendapatkan nominasi film pendek terbaik di Festival FIlm Indonesia 2019. Film ini juga berkompetisi di beberapa festival film Internasional seperti Regensburg Film Week dan SeaShorts.
Suatu Hari di Tempat Pemancingan
Ngatno & para kumpulan bapak bapak perantau Jawa tak bisa pulang kampung karena PSBB. Sambil memancing ikan, khayalan dan keluh kesah ditumpahkan pada suatu hari di tempat pemancingan. Hingga akhirnya keajaiban datang dari ikan yang didapat Ngatno.

Agenda Screening Jakarta Film Fund dan Q&A
CGV Grand Indonesia - Audi 4
19 November 2021, 20.00 WIB

XXI Metropole - Studio 4
20 November 2021, 17.05 WIB

Director
Rifki Rifaldi
Rifki Rifaldi, seorang pria berkelahiran 27 Desember 1994 telah menghasilkan berbagai bentuk karya audio visual sejak tahun 2013. Tidak sedikit karyanya terlibat dalam berbagai festival film pendek dan telah mendapatkan apresiasi di berbagai provinsi, nasional sampai internasional. Cintanya terhadap dunia audio visual juga membantunya untuk terjun ke dunia industri kreatif.


Gumilar Ekalaya
Beliau adalah PLT. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta. Beliau merupakan lulusan Magister Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia dan Sarjana Hukum Universitas Padjajaran yang memulai karirnya sebagai Kepala Seksi Tata Ruang Pariwisata.
Yosep Anggi Noen
Yosep Anggi Noen adalah seorang sutradara dan penulis skenario yang mengawali debut sebagai sutradara film panjang dalam film Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya (2012) yang berkompetisi di Locarno International Film Festival 2012. Setelah itu Yosep Anggi Noen menyutradarai film panjang Istirahatlah Kata-Kata (2016) dan Hiruk-Pikuk si Al-Kisah (2019) yang berhasil memenangkan Special Mention pada Locarno International Film Festival 2019 dan mendapatkan 10 nominasi pada Festival Film Indonesia 2020
Agni Ariatama
Agni Ariatama adalah seorang penata kamera lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Sudah berpengalaman menjadi penata kamera beberapa film panjang Indonesia, seperti Janus: Prajurit Terakhir (2003), Kejar Jakarta (2005), 3 Doa 3 Cinta (2008), Khalifah (2011), dan Cinta dari Wamena (2013). Saat ini Agni Ariatama berprofesi sebagai dosen pada almamaternya, IKJ, serta menjabat sebagai Wakil Ketua 2 Dewan Kesenian Jakarta.
Titis Sapto Raharjo
Titis Sapto merupakan sutradara, produser dan penulis skenario film pendek dan web series
yang tinggal di Jakarta. Memulai karier sebagai produser dalam film pendek berjudul Taksi
(2011) yang diputar di Indonesia Fantastic Film Festival 2011. Selain itu, Titis juga mendirikan
Flick Magazine, sebuah portal berita yang fokus dalam memberikan informasi terkini seput
ar sinema dunia. Titis juga juga berpengalaman sebagai marketing director untuk sebuah
proyek film yang berjudul Tabula Rasa (2014). Saat ini Titis Sapto juga menjadi pengajar di
Prodi Film – Binus University.
Gumilar Ekalaya
Beliau adalah PLT. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta. Beliau merupakan lulusan Magister Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia dan Sarjana Hukum Universitas Padjajaran yang memulai karirnya sebagai Kepala Seksi Tata Ruang Pariwisata.
Titis Sapto Raharjo
Titis Sapto merupakan sutradara, produser dan penulis skenario film pendek dan web series
yang tinggal di Jakarta. Memulai karier sebagai produser dalam film pendek berjudul Taksi
(2011) yang diputar di Indonesia Fantastic Film Festival 2011. Selain itu, Titis juga mendirikan
Flick Magazine, sebuah portal berita yang fokus dalam memberikan informasi terkini seput
ar sinema dunia. Titis juga juga berpengalaman sebagai marketing director untuk sebuah
proyek film yang berjudul Tabula Rasa (2014). Saat ini Titis Sapto juga menjadi pengajar di
Prodi Film – Binus University.
Nurita Anandia
Seorang produser film kreatif dan mandiri, manajer proyek dan penulis skenario dengan
pengalaman lebih dari lima tahun. Ahli dalam memimpin proses pembuatan film. Terbiasa
mengelola proyek yang selaras dengan tujuan dan visi perusahaan untuk menciptakan
pengalaman yang berkesan bagi audiens kami.
Devina Sofiyanti
Devina Sofiyanti adalah seorang penulis skenario lulusan Institut Kesenian Jakarta. Ia sempat
mengenyam pendidikan Screenwriting di New York Film Academy. Beberapa skenario yang
ia tulis, antara lain Tiga Pilihan Hidup (2016), Ustad Millenial (2021), dan Tersanjung the Series
(2021). Selain menjadi penulis skenario, Devina juga mengajar di Prodi Film - Binus University.
Chairun Nissa
Ilun, sapaan akrab Chairun Nissa, merupakan sutradara lulusan Institut Kesenian Jakarta.
Film tugas akhir studi yang disutradarainya yang berjudul Purnama di Pesisir diputar dan
berkompetisi di berbagai festival film Indonesia dan internasional. Pada tahun 2012 Ilun ikut
terlibat sebagai salah satu sutradara dalam omnibus film horor yang berjudul Hi5teria. Selain
sebagai sutradara film fiksi, Ilun juga dikenal sebagai sutradara film dokumenter, beberapa
diantaranya Chocolate Comedy (2012), Potongan (2016), dan Semesta (2020) yang rilis
internasional di Netflix.
Yosep Anggi Noen
Yosep Anggi Noen adalah seorang sutradara dan penulis skenario yang mengawali debut sebagai sutradara film panjang dalam film Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya (2012) yang berkompetisi di Locarno International Film Festival 2012. Setelah itu Yosep Anggi Noen menyutradarai film panjang Istirahatlah Kata-Kata (2016) dan Hiruk-Pikuk si Al-Kisah (2019) yang berhasil memenangkan Special Mention pada Locarno International Film Festival 2019 dan mendapatkan 10 nominasi pada Festival Film Indonesia 2020.
Gita Fara
Gita Fara adalah seorang produser film berpengalaman yang memulai karier sebagai Line Producer film Mirror Never Lies (2011) karya Kamila Andini. Memulai debut sebagai produser dalam film karya Garin Nugroho yang berjudul Nyai (2016), setelah itu berturut menjadi produser film seperti Sekala Niskala: The Seen and Unseen (2017) yang berhasil memenangkan Grand Prix Award in the Generation Kplus Program pada Berlin International Film Festival 2018 dan yang terbaru, film dokumenter panjang yang berjudul The Flame (2021).
Irfan Ramli
Seorang sutradara dan penulis skenario yang memulai debut sebagai penulis skenario melalui film Cahaya dari Timur: Beta Maluku pada tahun 2012 dan berhasil meraih penghargaan Piala Citra Kategori Film Terbaik Festival Film Indonesia 2012. Setelah itu ia menulis beberapa skenario film, seperti Surat dari Praha (2016), Filosofi Kopi the Movie: Ben & Jody (2017), dan Love for Sale (2018). Irfan Ramli memulai debut penyutradaraan dalam film Generasi 90an: Melankolia (2020).
Super 8mm Studio
Super 8mm Studio bergerak di industri perfilman dan media audiovisual yang berfokus pada proses pasca produksi. Didirikan pada tahun 2010, awalnya berupa studio rumahan yang dikenal sebagai "Frame Point" dan kemudian berkembang menjadi studio kreatif bernama Super 8mm Studio. Super 8mm Studio melakukan beberapa pekerjaan pasca produksi mulai dari pengeditan offline, pengeditan online, gradasi warna, dan efek visual (CGI). Mereka telah bekerja sama dengan berbagai rumah produksi termasuk Falcon Pictures, MD Pictures, MNC Pictures, Mizan Production, Dapur Film, KG Film, Limaenam Films, Fourcolours Films, dan masih banyak lagi.
Andhy Pulung
Andhy Pulung merupakan editor lulusan Institut Kesenian Jakarta. Film-film yang pernah ia tangani antara lain: Opera Jawa (2006), Nyai (2016), Istirahatlah Kata-kata (2016), dan Rumah Merah Putih (2019). Pada tahun 2019 Andhy Pulung terpilih mewakili Indonesia untuk menghadiri Post-Production Training Program di Mumbai, India yang diselenggarakan oleh Netflix dan A Post Lab.
Aline Jusria
Aline Jusria is an editor who graduated from the Jakarta Institute of the Arts. She made her feature
film debut as an editor for the film Alexandria. Some of the films she has worked on include Minggu
Pagi di Victoria Park (2010), Catatan Harian Si Boy (2011), Dua Garis Biru (2019), Ali dan Ratu-ratu
Queens (2021), and A World Without (2021). Aline Jusria won the Citra Award as Best Picture Stylist
at the Indonesian Film Festival twice in a row through the film Minggu Pagi di Victoria Park in 2010
and Catatan Harian Si Boy in 2011.